Rabu, 09 September 2009

Idola

… Idola …

Abu Bakar Ash-shiddiq, Benar, membenarkan dan dibenarkan. Begitu teguhnya keimanan beliau, hingga Rasul saw berkata, ” Jika iman Abu Bakar ditimbang pada suatu timbangan dan iman seluruh manusia ditimbang pada sisi yang lain, niscaya iman Abu Bakar lebih berat”.

Umar Al Faruq, Jujur, tegas, keras dan tak kenal takut. ”Bukankah kita berada di atas kebenaran, bukankah mereka berada di atas kebhatilan, bukankah kalau kita mati kita masuk surga dan mereka masuk neraka ? maka sejak itulah dakwah memulai periode baru, periode terang-terangan. Maka benarlah kata Ibnu Mas’ud, ”Islamnya Umar adalah kemenangan, hijrahnya adalah pertolongan dan kepemimpinannya adalah rahmat bagi orang beriman.”

Ustman bin Affan, si pemalu berahlak mulia. Dermawan luar biasa. Seribu ekor unta ia sumbangkan dalam perang Tabuk. Saat penduduk Madinah kesulitan air, Ia beli sebuah sumur lalu ia wakafkan. Hingga Nabi saw berkata, ” Tidak akan membahayakan Utsman, apapun yang dia lakukan setelah hari ini.”

Ali bin Abi Thalib, ia dengan ceria menggantikan Rasul saw tidur di ranjangnya ketika rumah Beliau dikepung kafir Quraisy, ia berlari-lari sendirian sejauh 400 km untuk hijrah ke Madinah, keluasan ilmunya diakui siapa saja hingga Rasul saw menganalogikan Beliau kota ilmu dan Ali pintu gerbangnya.

Thalhah, perisai hidup Rasul saw, ” maka jadilah ia syahid yang masih berjalan dimuka bumi,” Kata Rasul saw.
Khalid, pedang Allah. Sering ia dengan kudanya membelah barisan musuh sendirian. Ia memang hafal sedikit ayat, tapi seluruh bagian tubuhnya penuh luka dan akan menjadi saksi di hadapan Allah kelak.
Usaid Ibn Hudair, tilawahnya didengarkan malaikat. Ibnu Mas’ud, qiraatnya seperti saat Al-Quran diturunkan. Abdurrahman bin Auf, saudagar yang dermawan.

Abdullah ibn ’Amr bin ’Ash. sedikit yang mengenalnya, bahkan tidak tampak keistimewaan pada dirinya. Namun rupanya ia bingkai kehidupannya dengan keikhlasan. ”Aku meninggalkan semua perasaan tak enak dan prasangka terhadap sesama mukmin sebelum tidurku...”

Sahabat,
Mereka adalah orang-orang biasa yang menjadi luar biasa ketika memeluk Islam, mangamalkan dan mancontoh tauladan terbaik, Rasul saw.
Kita memiliki kecenderungan berbeda-beda, namun contoh dan idola kita haruslah sama, Rasul saw.
Kita bisa menjadi apa dan siapa saja, namun ikutlah jejak mereka, orang-orang yang meneladani Rasul saw.

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

dr berbagai sumber