Selasa, 21 Juli 2009

Hari Terakhir Rasul Saw

… Hari Terakhir Rasululloh Saw …

Senin, pagi ini kondisi Rasul saw sedikit membaik. Beliau berangkat ke Masjid untuk berjamaah. Selesai sholat Beliau naik ke atas mimbar dan bersabda, “ Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya aku melarang kalian dari syirik. Janganlah kalian mempersekutukan Allah.”
“ Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid”. Ini adalah seruan Rasul saw agar umatnya menjauhi syirik. Kemudian Beliau berkata, “Ya Allah, janganlah engkau jadikan kuburanku berhala yang disembah (sebanyak tiga kali).”

Pada hari itulah kemudian Rasul wafat.

Hari ini kita menyaksikan banyak sekali kaum muslimin datang kekuburan-kuburan untuk berziarah dan meminta berkah. Mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat. Melakukan ritual-ritual yang tidak diajarkan. Terperosok ke dalam kesyirikan. Kedzaliman yang amat besar.
Mereka bukan saja tidak mematuhi pesan orang paling sukses sepanjang sejarah manusia, namun juga mengambil hak Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.
Tentu saja saudaraku… tentu saja setan dan bala tentaranya akan memberikan hampir apapun yang diminta, karena perbuatan syirik adalah jaminan bahwa setan akan mendapat teman dineraka, selamanya !.

Berziarah itu tidak dilarang, bahkan dianjurkan. Tapi hati-hati dengan niat dan hal-hal yang dilakukan seputarnya…

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Dikutip dari buku Al-Quran berjalan (Aid Al Qarni)

Selasa, 14 Juli 2009

Ikhlas (4)

… Ciri-Ciri Orang Yang Ikhlas (Habis) …

Setidaknya ada 3.
  1. Istiqamah
Dibahasakan menjadi konsisten dalam berbuat baik. Di kantor -waktu dilihat teman kerja- sholat berjamaah, waktu dirumahpun berangakat ke masjid untuk berjamaah. Jum’atan- waktu dilihat banyak orang beramal- pas dirumah kedatangan peminta sumbanganpun bersedekah. Ada orang berbuat baik nggak ada orang juga berbuat baik. Ada uang sedekah nggak ada uang juga sedekah. Fluktuasi ibadahnya relatif stabil di atas (bukan stabil tapi di bawah alias nggak naik-naik... J).

  1. Tidak Mudah Kecewa.
Banyak orang ketika beribadah atau beramal dan merasa tidak mendapatkan apa yang diharapkan kemudian menjadi kecewa dan bahkan berhenti. Orang-orang yang ikhlas tidak mudah kecewa. Karena mereka sadar sepenuhnya bahwa Allah tidak mungkin salah hitung. Allah tidak mungkin tidak menepati janji-Nya. Bukan balasan atau respon orang yang diharapkan. Dipuji berbuat baik tidak dipujipun berbuat baik. Dibalas Alhamdulillah tidak dibalaspun tetap tersenyum. Urusan mereka cuma niat dan berbuat.

  1. Sibuk Dengan Kekurangan Dirinya.
Ini berat banget. Nggak ada waktu buat ngurusin kekurangan orang lain. Orang-orang dalam kategori ini sudah amat sibuk, sangat khawatir kalau-kalau amal dan ibadahnya nggak diterima atau nggak bener. Nggak sempet untuk membicarakan kesalahan saudaranya. Lebih baik memperbaiki diri sebelum bicara tentang orang lain.

Saya tidak tahu dengan anda, namun saya merasa bahwa saya harus banyak berbenah.
Semoga bermanfaat.

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Senin, 13 Juli 2009

Ikhlas (3)

… Bagian Ke-3 …

Ikhlas itu hanya mengarapkan balasan Allah. Bukan yang lain. Balasan Allah itu bisa macem-macem. Ada yang disegerakan, ada yang diganti dan ada yang ditunda kelak diakhirat. Balasan apapun yang diberikan, pastilah yang terbaik. Soalnya, Allah nggak pernah salah hitung.

Alkisah ada seseorang yang bersedekah seratus ribu kepada seorang pengemis, padahal uangnya cuma 200 ribu. Dalam hatinya berkata, ” Ya Allah, Engkau berjanji akan menolong hamba Mu jika hamba Mu ini menolong sesamanya. Aku sedekahkan setengah sisa milikku hari ini kepada seseorang yang sangat memerlukannya. Engkau Maha Tahu kebutuhan Hamba-Mu ini, maka penuhilah segala kebutuhanku. Aku cukupkan diriku dengan jaminan Mu.
Sambil berlalu, ybs merasa yakin bisa beli susu anaknya hari ini.

Orang lain mungkin merasa bahwa ybs kurang ikhlas karena melakukan sesuatu namun mengharapkan balasan atas perbuatannya itu. Namun menurut Yusuf Mansur, justru itulah tauhid yang benar. Justru karena ybs benar-benar menyerahkan diri dan keluarganya kepada Allahlah ikhlas yang sesungguhnya. Kepada siapa lagi kita akah berharap kalau bukan kepada Allah. Bahwa ybs mengharapkan balasan berupa dunia (baca; rezeki/uang), bukankah Allah pemilik dunia dan isinya, salahkah jika ia meminta sedikit dari yang memiliki dunia...??. Maka sesungguhnya ybs meminta balasan dari Yang Maha Membalas. Tidaklah masalah berupa apa balasan yang ia inginkan.
Begitu kurang lebih penuturan Ustadz Yusuf Mansur (ditambahin bumbu dikitlah... J)

Lalau bagaimana ciri-ciri orang yang iklas itu...?? Tetap disaluran ini, karena besok InsyaAllah adalah seri pamungkasnya.

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Kamis, 09 Juli 2009

Ikhlas (2)

 … Sedikit Tentang Ikhlas (Bagian 2) …

“ Orang yang ikhlas itu seperti tukang parkir”, kata Aa Gym dalam sebuah ceramahnya. Tukang parkir diamanahi begitu banyak kendaraan, tidak jarang mobil mewah bahkan ada yang dipercaya untuk memarkirkan dan memegang kunci kendaraan tersebut. Setelah yang empunya selesai dengan suatu urusan maka dia meminta kembali kunci mobilnya dan kemudian pergi tanpa bekas (paling-paling uang parkir recehan.. J).

Kemudian tanpa bekas juga sang tukang parkir kembali memarkirkan kendaraan yang lainnya. ”Kuncinya ada pada perasaan dititipi bukan memiliki”, lanjut Aa Gym.
Maka rumah kita yang besar, mobil yang mewah, pekerjaan yang baik, istri atau suami dan anak-anak, bahkan anggota tubuh dan nyawa harus diposisikan sebagai sesuatu yang dititipkan bukan dimiliki. Dan yang punya sudah pasti Yang Maha Memberi. IA akan memintanya suatu saat kapanpun IA berkehendak.

Lain waktu, Aa Gym memberikan contoh yang lain. Orang-orang yang ikhlas dalam beramal itu seperti (maaf..) orang buang air. Tadi malam habis makan padang. ada Sate padang, gulai, ayam pop plus ambal ijo dan daun singkong. Saat sudah masuk kedalam perut dan kemudian diproses secara biologis maka ketika sudah waktunya, semua yang masuk tadi harus dikeluarkan. jika tidak malah akan berbahaya. ” Saya yakin sekali tidak ada sedikitpun perasaan sayang yang ada dalam hati kita tentang yang akan kita keluarkan itu, tidak pernah ada pikiran, jangan-jangan masih ada sisa sate padangnya atau gulai ayamnya..., tidak ada..!, Kata Aa Gym.
Maka begitulah seharusnya saat beramal. Lakukan dan lupakan. Jangan disebut, jangan dingat-ingat. Lakukan dan lupakan.

Namun pernah ada seorang rekan yang menanyakan ” Kok ada orang yang beramal namun mengharapkan mendapatkan yang lebih besar lagi sih... kalau begitu dia nggak ikhlas dong...???. Sabar Bapak dan Ibu, Senin InsyaAllah, teman deket saya, Ustadz Yusuf Mansur akan menjawabnya untuk anda.

...Hanya Allah Yang Maha benar ...

Rabu, 08 Juli 2009

Ikhlas (1)

… Sedikit Tentang Ikhlas …

Saya hanya menulis ulang apa yang saya pahami dari isi ceramahnya abang saya, Bang Arifin Ilham. Ditambah contoh kecil dari Aa saya dari pihak Istri, Aa Gym dan pemikiran sederhana dari teman dekat saya yang bernama Yusuf Mansur, Ustadz yang terkenal dengan wisata hatinya.

Ikhlas itu bukan diem-diem atau nggak ngomong-ngomong., karena kalau diem-diem diartikan ikhlas maka bisa-bisa tidak ada konsep ibadah jamaah yang melibatkan banyak orang.
Alkisah disuatu kampung ada juragan sapi yang menyumbang kubah untuk renovasi sebuah masjid. Waktu panitianya nanya,” Pak Haji, nanti waktu sholat Jum’at disebutkan nggak ini kubah dari siapa…??” Kata Pak Haji,” Nggak usah, bilang aja dari Hamba Allah.  Tetapi dalam hati si Pak Haji, ” Biar nggak disebutin nama gua juga orang-orang pada tahu kalau itu kubah dari gua, lha wong cuma gua doang yang mampu dikampung ini....!$^#^, lagian nanti kan panitianya juga ngomong dari mulut kemulut bahwa kubah masjid itu saya yang nyumbang...”
”Setepuk dua nyamuk deh...”, kata Pak Haji dalam hati. Sudah nyumbang jadi terkenal plus tambahan gelar orang yang ikhlas karena tidak mau namnya disebut secara formal.

Ikhlas juga tidak bisa disebut-sebut.
Pernah Ibu ketua RT gerumpi sama ibu-ibu arisan, Ibu RT bilang gini, ” Itu lho jeng Ibu yang baru pindah itu, masa sudah ditolong, sekedar bilang terima kasih aja nggak. Saya sih ikhlas nolong, tapi mbok ya basa-basi gitu lho... ”.
Waktu ibu RT ngomong ”saya sih ikhlas nolong” sebenarnya bermakna sebaliknya, karena pertolongan yang ia berikan mengharapkan balasan dari orang yang ditolongnya.

Karena sudah 3 paragraf maka besok saja kita lanjutkan dimedia yang sama....

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...