… Generasi Harapan …
Saya datang terlambat. Imam sudah duduk tahiyat awal saat saya melangkah masuk masjid. Saya belum pernah sholat Dzuhur di masjid ini sebelumnya. Ada pemandangan yang sayang sekali untuk saya tidak tuangkan dalam tulisan pagi ini, yaitu; anak-anak usia belasan, laki-laki dan perempuan (dipisahkan) berbaris rapih sekali. Rapat dan lurus dalam shaf-shaf sholat. Tidak terlihat gurauan atau hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak-anak seusianya saat sedang mendirikan sholat. Lalu saya bergabung pada rakaat ketiga.
Imam mengucapkan salam dan menegok ke kanan dan ke kiri. Saya melanjutkan 2 rakaat yang tertinggal. Lalu terdengarlah suara-suara serempak yang membuat saya ingin sekali menegok kebelakang, ke arah suara itu berasal. Selesai sholat saya menyaksikan anak-anak usia belasan tadi duduk melingkar dengan dibimbing satu orang dewasa yang tampaknya adalah gurunya, mereka beramai-ramai malafadzkan hafalan-hafalan Qur’an. Saling berlomba. Saling mengingatkan. Saling menjaga hafalannya. Indah sekali, pemandangan yang jarang saya saksikan.
Dari suaranya saya sedikit yakin ini bukan juz-amma atau surat-surat pendek yang biasanya kita baca.
Bapak Ibu
Hikmah apa yang ingin saya bagi pagi ini...? Generasi mendatang akan menghadapai tantangan yang lebih berat. Cobaaan yang lebih dahsyat. Jangan meninggalkan mereka dalam kondisi lemah iman, lemah ilmu, lemah fisik..., jangan..! Berilah pendidikan yang terbaik yang kita bisa (baik tidak selalu berkonotasi mahal), beri contoh yang baik agar mereka memiliki tauladan. Buat generasi setelah kita, memiliki kekuatan agar mampu menghadapai tantangan pada zamannya kelak.
Kemudian saya berandai-andai,” kalau begini caranya, saya yakin sekali bahwa hafalan dan pengetahuan saya sudah kalah jauh dibanding anak kelas 5 sekolah ini. Seperti ungkapan acara terkenal ditelevisi, I am not smarter than a 5th grader. Merekalah generasi harapan sesungguhnya.
… Hanya Allah Yang Maha Benar …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar