Selasa, 28 September 2010

Terikat Dengan Masjid

… Terikat Dengan Masjid …

Masjid ini tidak bisa dibilang kecil. Bahkan sedang ada renovasi dibeberapa bagian. Di dalamnya terdapat banyak hiasan. Kaligrafi yang tergambar didinding, ukiran arab pada mimbar hingga jam digital yang dapat mengeluarkan suara adzan jika waktu sholat masuk.

Saya mampir untuk sholat jum’at. Maka dengan hati sedih, saya ingin melukiskannya kepada anda:
Jamaahnya sedikit, yang sedikit itu saling berjauhan, berpencar dan enggan berdekatan. Dari yang sedikit itu hanya ada satu dua pemuda. Jamaah, muadzin, bilal dan imam semuanya sudah sepuh.
Dimanakah engkau wahai pemuda, mungkin masih sibuk dipasar-pasar, dijalan-jalan, atau mungkin masih sedang asyik berkumpul diperempatan.

Saat khutbah dibacakan, sulit mencari mereka yang matanya masih terbuka. Sebagian besar terangguk-angguk menahan kantuk. Sebahagian lagi  tampak bersandar sambil terpejam berada di alam yang lain. Ketika iqomat dikumandangkan, begitu banyak ruang tersisa antara satu jamaah dengan yang lain. Tersekat-sekat dalam garis-garis sajadah.

Brothers…
Masjid bukan hanya tempat ibadah. Ia menjadi simbol kondisi ummat ini. masjidlah yang pertama dibangu oleh Rasul saw saat beliau berhijrah dari mekkah ke Madinah. Dari sanalah kemudian Muhammad saw mengatur semua urusan ummat. Mengimami sholat, memutuskan perkara ummat hingga menetapkan langkah-langkah strategis kemajuan dakwah.
Makmurnya masjid terutama saat sholat berjamaah, menandakan bahwa pemeluknya disiplin menjalankan ibadah utama, mengutamakan Allah dari yang urusan yang lain. Mencerminkan ia tidak akan jauh-jauh melenceng dari tuntunan agama.
Apalah artinya bangunan bagus namun kosong dan kering..

Maka syarat utama jika Islam ini akan kembali memimpin adalah; jika kita, pemeluknya, gemar melangkahkan kaki ke masjid. Mendirikan sholat berjamaah dan memakmurkannya. Islam akan bangkit jika hati kita terikat erat dengan masjid.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar