Rabu, 21 Oktober 2009

Ayat Favorit

… Ayat Favorit …

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat... (QS 2:256)
tidak ditambah atau dikurang sedikitpun. Di copy dari Quran digital.

Ini ayat favorit bagi sebagian orang. Dijadikan dasar untuk meng”halalkan” perbuatan apapun. Nggak tau artinya, nggak tau maknanya, pokoknya asal comot. Digunakan untuk melegitimasi perkawinan beda agama. Dipakai untuk membela orang yang mengaku Muslim namun meninggalkan sholat dan tidak mau mengerjakan ibadah-ibadah wajib lainnya. Digunakan sebagai justifikasi untuk memperbolehkan, membela dan memperjuangkan siapapun keluar dari agama yang sudah dianutnya sejak masih dalam kandungan. Ayat ini sungguh-sungguh jadi ayat favorit buat sebagian orang.

Saya coba ngobrol dengan beberapa orang Ustadz, baca artikel yang relevan, dan saya akan menceritakannya kembali untuk anda. Semoga bermanfaat untuk anda (jangan lupa doain para ustadznya supaya tetap istiqomah... J)

Kita mulai dengan yang pertama; Sebab-sebab turunnya ayat.
Cerita ini bermula dengan seorang sahabat yang dulunya beragama Yahudi. Ia bukan hanya sudah menjadi Muslim, tapi juga menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam dan ia rasakan kenikmatan sebagai seorang Muslim. Karenanya, ia berusaha agar anaknya yang sudah dewasa juga masuk Islam. Ia pun mengajak, menasihati, membujuk, sampai memerintah agar anaknya itu masuk Islam. Namun, anaknya tetap tidak mau, sampai akhirnya ia memaksa anaknya itu untuk masuk Islam. Ketika sudah sampai pada tingkat pemaksaan, maka turunlah ayat ini yang melarang kaum Muslimin memaksa orang kafir untuk masuk agama Islam, meskipun anaknya sendiri.

Jadi konteks ayat ini adalah: seseorang yang berada di luar Islam tidak boleh dipaksa untuk masuk ke dalam agama ini.

Namun, ketika seseorang sudah menyatakan diri masuk ke dalam Islam, ia sebenarnya bukan dipaksa. Tetapi, dituntut untuk disiplin dalam Islam dan ini berlaku dalam hal apa pun.
Misalnya, seseorang tidak dipaksa untuk melamar kerja di suatu perusahaan. Namun, ia melamarnya dan ia pun diterima sebagai karyawan di perusahaan itu. Sehingga, berlakulah segala ketentuan di perusahaan itu terhadap dirinya yang harus dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan. Untuk menegakkan kedisiplinan itulah, kadangkala seseorang merasa dipaksa. Padahal, sebenamya hal itu sebagai konsekuensi dari kesediaannya untuk memasuki suatu perusahaan. Demikian pula halnya dengan masuk Islam, yang menuntut orang untuk disiplin dalam menjalani kehidupan, sebagaimana yang ditentukan oleh ketentuan Islam.

Besok, InsyaAllah, seorang ustadz mau bercerita lebih panjang (sedikit J) tentang konsekwensi ketika kita menyatakan diri kita sebagai seorang Muslim..

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Selasa, 06 Oktober 2009

Berdiri Selamanya

… Berdiri Selamanya …

Kulihat mereka berdiri di depan kelas, memandang kami dengan wajah teduh. Lalu meluncur kalimat-kalimat bijak. Intonasinya terkadang lembut namun tidak jarang meninggi bagi sebagian yang tidak memperhatikan. Dari mereka aku mengetahui sesuatu. Aku paham mana yang harus dilakukan dan garis yang tidak boleh dilewati. Aku sadar bagian mana yang harus dikerjakan dahulu dan sisi mana yang bisa dilakukan kemudian. Dari mereka aku bisa melakukan sesuatu. Aku masih mengenali suaranya, masih mengingat apa-apa yang diajarkan. Hingga kini.
Aku sudah berjalan sedemikian jauh. Meninggalkan mereka. Namun mereka masih berdiri di depan kelas. Mengajarkan kepada generasi berikutnya, persis seperti yang dulu pernah kami terima.

Aku masih menyimpan hasrat. Menjadi bagian dari mereka. Mengajarkan kepada sebanyak-banyak orang tentang kebenaran. Tentang kenapa manusia diciptakan. Tentang kearah mana hidup akan berkesudahan. Tentang siapa kita sebenarnya. Tentang bagaimana mendudukan dengan benar posisi manusia dengan Tuhan. Tentang sesuatu yang harus dilakukan dan harus ditinggalkan. Aku ingin menjadi bagian dari mereka. Orang-orang yang menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain. Buat mereka, jerih payah terbayar lunas kalau anak didiknya hidup mulia dan bermanfaat bagi orang lain. ”Cukuplah bagi kami amal jariyah berupa ilmu yang bermanfaat yang pahalanya tiada berakhir”, begitu penuturannya.

Gedung sekolah boleh berganti, namun mereka tetap berdiri di depan kelas. Sungguh, aku berharap suatu saat bisa jadi bagian dari mereka.

... Hanya Allah Yang maha Benar ...

Rabu, 09 September 2009

Idola

… Idola …

Abu Bakar Ash-shiddiq, Benar, membenarkan dan dibenarkan. Begitu teguhnya keimanan beliau, hingga Rasul saw berkata, ” Jika iman Abu Bakar ditimbang pada suatu timbangan dan iman seluruh manusia ditimbang pada sisi yang lain, niscaya iman Abu Bakar lebih berat”.

Umar Al Faruq, Jujur, tegas, keras dan tak kenal takut. ”Bukankah kita berada di atas kebenaran, bukankah mereka berada di atas kebhatilan, bukankah kalau kita mati kita masuk surga dan mereka masuk neraka ? maka sejak itulah dakwah memulai periode baru, periode terang-terangan. Maka benarlah kata Ibnu Mas’ud, ”Islamnya Umar adalah kemenangan, hijrahnya adalah pertolongan dan kepemimpinannya adalah rahmat bagi orang beriman.”

Ustman bin Affan, si pemalu berahlak mulia. Dermawan luar biasa. Seribu ekor unta ia sumbangkan dalam perang Tabuk. Saat penduduk Madinah kesulitan air, Ia beli sebuah sumur lalu ia wakafkan. Hingga Nabi saw berkata, ” Tidak akan membahayakan Utsman, apapun yang dia lakukan setelah hari ini.”

Ali bin Abi Thalib, ia dengan ceria menggantikan Rasul saw tidur di ranjangnya ketika rumah Beliau dikepung kafir Quraisy, ia berlari-lari sendirian sejauh 400 km untuk hijrah ke Madinah, keluasan ilmunya diakui siapa saja hingga Rasul saw menganalogikan Beliau kota ilmu dan Ali pintu gerbangnya.

Thalhah, perisai hidup Rasul saw, ” maka jadilah ia syahid yang masih berjalan dimuka bumi,” Kata Rasul saw.
Khalid, pedang Allah. Sering ia dengan kudanya membelah barisan musuh sendirian. Ia memang hafal sedikit ayat, tapi seluruh bagian tubuhnya penuh luka dan akan menjadi saksi di hadapan Allah kelak.
Usaid Ibn Hudair, tilawahnya didengarkan malaikat. Ibnu Mas’ud, qiraatnya seperti saat Al-Quran diturunkan. Abdurrahman bin Auf, saudagar yang dermawan.

Abdullah ibn ’Amr bin ’Ash. sedikit yang mengenalnya, bahkan tidak tampak keistimewaan pada dirinya. Namun rupanya ia bingkai kehidupannya dengan keikhlasan. ”Aku meninggalkan semua perasaan tak enak dan prasangka terhadap sesama mukmin sebelum tidurku...”

Sahabat,
Mereka adalah orang-orang biasa yang menjadi luar biasa ketika memeluk Islam, mangamalkan dan mancontoh tauladan terbaik, Rasul saw.
Kita memiliki kecenderungan berbeda-beda, namun contoh dan idola kita haruslah sama, Rasul saw.
Kita bisa menjadi apa dan siapa saja, namun ikutlah jejak mereka, orang-orang yang meneladani Rasul saw.

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

dr berbagai sumber

Senin, 24 Agustus 2009

Akar Konflik

… Akar Konflik …

“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu ?” Menjawab Iblis “Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS 7:12)
Kemudian Allah mengusir Iblis dari surga. ”Beri tangguhlah saya sampai waktui mereka di bangkitkan.”(QS 7:14)

Allah mengabulkan permintaan Iblis ini diayat berikutnya. Kemudian Iblis bersumpah ” Karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan egkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS 7:16-17)

Pada ayat 18 kemudian Allah swt berfirman: ” Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa diantara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” (QS 7:18)

Nenek moyang setan, Iblis, diusir dari neraka oleh Allah karena menolak perintah Allah untuk bersujud. Iblis menyombongkan dirinya. Kemudian Iblis bermohon kepada Allah untuk diberi waktu, ditangguhkan atau ditunda sampai hari kiamat kelak. Mereka bersumpah akan menyesatkan manusia dari jalan Allah yang lurus. Sumpah ini diwariskan kepada anak keturunannya. kemudian Allah berjanji bahwa siapa saja yang mengikuti bujuk rayu tersebut akan menghuni neraka jahannam berserta Iblis dan golongannya.

Inilah akar dari semua permasalahan yang ada. Mereka yang terus saja berbuat kerusakan, berbuat kesesatan, sudah dipastikan termakan oleh bujuk rayu Iblis dan anak cucunya.

Semoga kita mampu terus mengikis sifat sombong, sifat dasar Iblis. Semoga kita terhindar dari sikap Iblis yang mengimani Allah dengan segala ke Maha Kuasaannya namun disi lain juga menolak untuk mengerjakan perintah Allah.

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Minggu, 23 Agustus 2009

Generasi Harapan

… Generasi Harapan …

Saya datang terlambat. Imam sudah duduk tahiyat awal saat saya melangkah masuk masjid. Saya belum pernah sholat Dzuhur di masjid ini sebelumnya. Ada pemandangan yang sayang sekali untuk saya tidak tuangkan dalam tulisan pagi ini, yaitu; anak-anak usia belasan, laki-laki dan perempuan (dipisahkan) berbaris rapih sekali. Rapat dan lurus dalam shaf-shaf sholat. Tidak terlihat gurauan atau hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak-anak seusianya saat sedang mendirikan sholat. Lalu saya bergabung pada rakaat ketiga.

Imam mengucapkan salam dan menegok ke kanan dan ke kiri. Saya melanjutkan 2 rakaat yang tertinggal. Lalu terdengarlah suara-suara serempak yang membuat saya ingin sekali menegok kebelakang, ke arah suara itu berasal. Selesai sholat saya menyaksikan anak-anak usia belasan tadi duduk melingkar dengan dibimbing satu orang dewasa yang tampaknya adalah gurunya, mereka beramai-ramai malafadzkan hafalan-hafalan Qur’an. Saling berlomba. Saling mengingatkan. Saling menjaga hafalannya. Indah sekali, pemandangan yang jarang saya saksikan.
Dari suaranya saya sedikit yakin ini bukan juz-amma atau surat-surat pendek yang biasanya kita baca.

Bapak Ibu
Hikmah apa yang ingin saya bagi pagi ini...? Generasi mendatang akan menghadapai tantangan yang lebih berat. Cobaaan yang lebih dahsyat. Jangan meninggalkan mereka dalam kondisi lemah iman, lemah ilmu, lemah fisik..., jangan..! Berilah pendidikan yang terbaik yang kita bisa (baik tidak selalu berkonotasi mahal), beri contoh yang baik agar mereka memiliki tauladan. Buat generasi setelah kita, memiliki kekuatan agar mampu menghadapai tantangan pada zamannya kelak.

Kemudian saya berandai-andai,” kalau begini caranya, saya yakin sekali bahwa hafalan dan pengetahuan saya sudah kalah jauh dibanding anak kelas 5 sekolah ini. Seperti ungkapan acara terkenal ditelevisi, I am not smarter than a 5th grader. Merekalah generasi harapan sesungguhnya.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Selasa, 21 Juli 2009

Hari Terakhir Rasul Saw

… Hari Terakhir Rasululloh Saw …

Senin, pagi ini kondisi Rasul saw sedikit membaik. Beliau berangkat ke Masjid untuk berjamaah. Selesai sholat Beliau naik ke atas mimbar dan bersabda, “ Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya aku melarang kalian dari syirik. Janganlah kalian mempersekutukan Allah.”
“ Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid”. Ini adalah seruan Rasul saw agar umatnya menjauhi syirik. Kemudian Beliau berkata, “Ya Allah, janganlah engkau jadikan kuburanku berhala yang disembah (sebanyak tiga kali).”

Pada hari itulah kemudian Rasul wafat.

Hari ini kita menyaksikan banyak sekali kaum muslimin datang kekuburan-kuburan untuk berziarah dan meminta berkah. Mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat. Melakukan ritual-ritual yang tidak diajarkan. Terperosok ke dalam kesyirikan. Kedzaliman yang amat besar.
Mereka bukan saja tidak mematuhi pesan orang paling sukses sepanjang sejarah manusia, namun juga mengambil hak Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.
Tentu saja saudaraku… tentu saja setan dan bala tentaranya akan memberikan hampir apapun yang diminta, karena perbuatan syirik adalah jaminan bahwa setan akan mendapat teman dineraka, selamanya !.

Berziarah itu tidak dilarang, bahkan dianjurkan. Tapi hati-hati dengan niat dan hal-hal yang dilakukan seputarnya…

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Dikutip dari buku Al-Quran berjalan (Aid Al Qarni)

Selasa, 14 Juli 2009

Ikhlas (4)

… Ciri-Ciri Orang Yang Ikhlas (Habis) …

Setidaknya ada 3.
  1. Istiqamah
Dibahasakan menjadi konsisten dalam berbuat baik. Di kantor -waktu dilihat teman kerja- sholat berjamaah, waktu dirumahpun berangakat ke masjid untuk berjamaah. Jum’atan- waktu dilihat banyak orang beramal- pas dirumah kedatangan peminta sumbanganpun bersedekah. Ada orang berbuat baik nggak ada orang juga berbuat baik. Ada uang sedekah nggak ada uang juga sedekah. Fluktuasi ibadahnya relatif stabil di atas (bukan stabil tapi di bawah alias nggak naik-naik... J).

  1. Tidak Mudah Kecewa.
Banyak orang ketika beribadah atau beramal dan merasa tidak mendapatkan apa yang diharapkan kemudian menjadi kecewa dan bahkan berhenti. Orang-orang yang ikhlas tidak mudah kecewa. Karena mereka sadar sepenuhnya bahwa Allah tidak mungkin salah hitung. Allah tidak mungkin tidak menepati janji-Nya. Bukan balasan atau respon orang yang diharapkan. Dipuji berbuat baik tidak dipujipun berbuat baik. Dibalas Alhamdulillah tidak dibalaspun tetap tersenyum. Urusan mereka cuma niat dan berbuat.

  1. Sibuk Dengan Kekurangan Dirinya.
Ini berat banget. Nggak ada waktu buat ngurusin kekurangan orang lain. Orang-orang dalam kategori ini sudah amat sibuk, sangat khawatir kalau-kalau amal dan ibadahnya nggak diterima atau nggak bener. Nggak sempet untuk membicarakan kesalahan saudaranya. Lebih baik memperbaiki diri sebelum bicara tentang orang lain.

Saya tidak tahu dengan anda, namun saya merasa bahwa saya harus banyak berbenah.
Semoga bermanfaat.

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Senin, 13 Juli 2009

Ikhlas (3)

… Bagian Ke-3 …

Ikhlas itu hanya mengarapkan balasan Allah. Bukan yang lain. Balasan Allah itu bisa macem-macem. Ada yang disegerakan, ada yang diganti dan ada yang ditunda kelak diakhirat. Balasan apapun yang diberikan, pastilah yang terbaik. Soalnya, Allah nggak pernah salah hitung.

Alkisah ada seseorang yang bersedekah seratus ribu kepada seorang pengemis, padahal uangnya cuma 200 ribu. Dalam hatinya berkata, ” Ya Allah, Engkau berjanji akan menolong hamba Mu jika hamba Mu ini menolong sesamanya. Aku sedekahkan setengah sisa milikku hari ini kepada seseorang yang sangat memerlukannya. Engkau Maha Tahu kebutuhan Hamba-Mu ini, maka penuhilah segala kebutuhanku. Aku cukupkan diriku dengan jaminan Mu.
Sambil berlalu, ybs merasa yakin bisa beli susu anaknya hari ini.

Orang lain mungkin merasa bahwa ybs kurang ikhlas karena melakukan sesuatu namun mengharapkan balasan atas perbuatannya itu. Namun menurut Yusuf Mansur, justru itulah tauhid yang benar. Justru karena ybs benar-benar menyerahkan diri dan keluarganya kepada Allahlah ikhlas yang sesungguhnya. Kepada siapa lagi kita akah berharap kalau bukan kepada Allah. Bahwa ybs mengharapkan balasan berupa dunia (baca; rezeki/uang), bukankah Allah pemilik dunia dan isinya, salahkah jika ia meminta sedikit dari yang memiliki dunia...??. Maka sesungguhnya ybs meminta balasan dari Yang Maha Membalas. Tidaklah masalah berupa apa balasan yang ia inginkan.
Begitu kurang lebih penuturan Ustadz Yusuf Mansur (ditambahin bumbu dikitlah... J)

Lalau bagaimana ciri-ciri orang yang iklas itu...?? Tetap disaluran ini, karena besok InsyaAllah adalah seri pamungkasnya.

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Kamis, 09 Juli 2009

Ikhlas (2)

 … Sedikit Tentang Ikhlas (Bagian 2) …

“ Orang yang ikhlas itu seperti tukang parkir”, kata Aa Gym dalam sebuah ceramahnya. Tukang parkir diamanahi begitu banyak kendaraan, tidak jarang mobil mewah bahkan ada yang dipercaya untuk memarkirkan dan memegang kunci kendaraan tersebut. Setelah yang empunya selesai dengan suatu urusan maka dia meminta kembali kunci mobilnya dan kemudian pergi tanpa bekas (paling-paling uang parkir recehan.. J).

Kemudian tanpa bekas juga sang tukang parkir kembali memarkirkan kendaraan yang lainnya. ”Kuncinya ada pada perasaan dititipi bukan memiliki”, lanjut Aa Gym.
Maka rumah kita yang besar, mobil yang mewah, pekerjaan yang baik, istri atau suami dan anak-anak, bahkan anggota tubuh dan nyawa harus diposisikan sebagai sesuatu yang dititipkan bukan dimiliki. Dan yang punya sudah pasti Yang Maha Memberi. IA akan memintanya suatu saat kapanpun IA berkehendak.

Lain waktu, Aa Gym memberikan contoh yang lain. Orang-orang yang ikhlas dalam beramal itu seperti (maaf..) orang buang air. Tadi malam habis makan padang. ada Sate padang, gulai, ayam pop plus ambal ijo dan daun singkong. Saat sudah masuk kedalam perut dan kemudian diproses secara biologis maka ketika sudah waktunya, semua yang masuk tadi harus dikeluarkan. jika tidak malah akan berbahaya. ” Saya yakin sekali tidak ada sedikitpun perasaan sayang yang ada dalam hati kita tentang yang akan kita keluarkan itu, tidak pernah ada pikiran, jangan-jangan masih ada sisa sate padangnya atau gulai ayamnya..., tidak ada..!, Kata Aa Gym.
Maka begitulah seharusnya saat beramal. Lakukan dan lupakan. Jangan disebut, jangan dingat-ingat. Lakukan dan lupakan.

Namun pernah ada seorang rekan yang menanyakan ” Kok ada orang yang beramal namun mengharapkan mendapatkan yang lebih besar lagi sih... kalau begitu dia nggak ikhlas dong...???. Sabar Bapak dan Ibu, Senin InsyaAllah, teman deket saya, Ustadz Yusuf Mansur akan menjawabnya untuk anda.

...Hanya Allah Yang Maha benar ...

Rabu, 08 Juli 2009

Ikhlas (1)

… Sedikit Tentang Ikhlas …

Saya hanya menulis ulang apa yang saya pahami dari isi ceramahnya abang saya, Bang Arifin Ilham. Ditambah contoh kecil dari Aa saya dari pihak Istri, Aa Gym dan pemikiran sederhana dari teman dekat saya yang bernama Yusuf Mansur, Ustadz yang terkenal dengan wisata hatinya.

Ikhlas itu bukan diem-diem atau nggak ngomong-ngomong., karena kalau diem-diem diartikan ikhlas maka bisa-bisa tidak ada konsep ibadah jamaah yang melibatkan banyak orang.
Alkisah disuatu kampung ada juragan sapi yang menyumbang kubah untuk renovasi sebuah masjid. Waktu panitianya nanya,” Pak Haji, nanti waktu sholat Jum’at disebutkan nggak ini kubah dari siapa…??” Kata Pak Haji,” Nggak usah, bilang aja dari Hamba Allah.  Tetapi dalam hati si Pak Haji, ” Biar nggak disebutin nama gua juga orang-orang pada tahu kalau itu kubah dari gua, lha wong cuma gua doang yang mampu dikampung ini....!$^#^, lagian nanti kan panitianya juga ngomong dari mulut kemulut bahwa kubah masjid itu saya yang nyumbang...”
”Setepuk dua nyamuk deh...”, kata Pak Haji dalam hati. Sudah nyumbang jadi terkenal plus tambahan gelar orang yang ikhlas karena tidak mau namnya disebut secara formal.

Ikhlas juga tidak bisa disebut-sebut.
Pernah Ibu ketua RT gerumpi sama ibu-ibu arisan, Ibu RT bilang gini, ” Itu lho jeng Ibu yang baru pindah itu, masa sudah ditolong, sekedar bilang terima kasih aja nggak. Saya sih ikhlas nolong, tapi mbok ya basa-basi gitu lho... ”.
Waktu ibu RT ngomong ”saya sih ikhlas nolong” sebenarnya bermakna sebaliknya, karena pertolongan yang ia berikan mengharapkan balasan dari orang yang ditolongnya.

Karena sudah 3 paragraf maka besok saja kita lanjutkan dimedia yang sama....

... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Selasa, 31 Maret 2009

Identitas

… Identitas …

Saudariku…
Jilbab adalah identitasmu sebagai seorang muslim(ah). Muslim itu bermakna tunduk dan patuh. Maka kenakanlah pakaian kepatuhan ini saat engkau beraktifitas di luar rumah. Deklarasikanlah kepada semua sahabat dan  kolegamu bahwa engkau adalah adalah seorang muslimah, seorang yang tunduk lagi patuh terhadap yang menciptakanmu.

Saudariku…
Bukankah ini yang engkau perjuangkan…?? Engkau ingin dihargai seperti orang lain menghargai seorang laki-laki, engkau ingin orang lain menilai kemampuanmu bukan berdasarkan seberapa tinggi rok yang engkau kenakan…? Engkau ingin orang lain mendengarkan ide-ide hebatmu bukan karena ukuran busana yang melekat ditubuhmu… .

Inilah yang kau cari itu…
Sebuah ekspresi kebebasan, bebas dari lelaki nakal yang mencari kesempatan. Jilbab adalah pekik kemerdekaan, kemerdekaan dari paradigma bahwa wanita haruslah berwajah cantik, bertubuh seksi, berbusana minim untuk bisa dihargai, dihormati dan untuk bisa dicintai….

Saudariku…
Kenakanlah busana ini, tutuplah auratmu. Maka InsyaAllah dunia akan melihatmu sebagai pribadi yang anggun, orang akan menghargai buah pikiranmu tanpa engkau risih akan tatapan mereka, orang akan hormat padamu saat bertemu di jalan. InsyaAllah engkau akan terhindar dari segala bentuk pelecehan.

Lebih dari itu…hijabi pula hatimu agar terlihat makin serasi dengan busana fisikmu. Inilah identitas yang engkau perlukan untuk bisa selamat dunia dan akhirat.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …