Selasa, 07 Desember 2010

Jalan Keluar

… Jalan Keluar …

“… Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar “. (QS 65:2)

Bagi  kami semua masalah itu kecil.
Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan.
Kami tidak pernah khawatir akan masalah  hidup
Karena bagi kami jalan keluar.

Bagi kami yang besar itu adalah
Bertambah atau berkurang ketaqwaan kami kepada Allah

Maka kami menikmati musibah
Ketika yang lain tampak larut dalam kesedihan
Inilah kesempatan merasakan sabar dan ikhlas.

Sementara yang lain maraung-raung
Kami terpekur dalam keharuan ketika ditinggal orang yang dicintai
inilah saat kita bercermin bahwa,… sudahkah kita bersiap menghadapi kematian.

Ketika yang lain tampak kelelahan menghadapi hidup
Kami tersenyum sambil berkata
Selama kami terus berusaha mendekat pada Mu Ya Allah
Tidak ada yang perlu terlalu dipusingkan

Kami adalah Pribadi-pribadi optimis
Penuh energi dan semangat tinggi  
Seberat apapun beban dipundak
Sebanyak apapun rintangan di depan
Kami adalah manusia-manusia yang haus akan kesuksesan
Kami seperti sprinter difinal nomer 100 meter

Kami adalah pemenang.

…. Hanya Allah Yang Maha Benar …

Selasa, 09 November 2010

Rukun Islam

… Rukun Islam …

Saat kami berada dalam rahim Ibu, kami bersumpah, bahwa Engkaulah Tuhan kami
Kini kami hidup didunia, kami penuhi janji kami kepada-Mu dulu.
Engkau wajibkan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Mu
Kami penuhi…., Kami menjadi saksi bahwa Muhammad adalah utusan-Mu

Engkau syariatkan sholat minimal 5 kali sehari semalam
Kami penuhi seruan-Mu Ya Allah…
Kami tegakkan sholat dirumah-Mu, 5 kali sehari semalam, sebagai bukti pengabdian kami kepada-Mu

Engkau perintahkan berpuasa di bulan Ramadhan
Kami dengar dan kami patuhi Ya Allah
Haus dan lapar ditengah semua aktivitas, demi ridho-MU

Lalu Engkau suruh kami mengeluarkan sebahagian rezeki yang telah Engkau berikan sebagai zakat dan shodaqoh..
Ikhlas kami berikan sebagai rasa tunduk dan patuh kepada-Mu..
Sebagai rasa berbagi untuk mereka yang membutuhkan

Kini..
Engkau wajibkan kami berhaji..
Berkunjung ke rumah-Mu di baitullah…
Amat jauh negri itu bagi kami
Maka dekatkan..
Amat banyak pengorbanan yang harus dikeluarkan
Maka mudahkan…

Sungguh kami belum mampu menunaikannya Ya Allah,
Maka kirimkanlah undangan-Mu itu kerumah-rumah kami
Ajak serta pula istri dan anak-anak kami…
Beri keluasan waktu dan rezeki

Jika Engkau berkenan,
Jangan atas biaya dinas Ya Allah
Jangan uang hasil sumbangan
Jangan pula karena hadiah menang undian

Tidak ada perkara yang sulit bagi-Mu
Maka beri kami kesempatan menyempurnakan Rukun Islam ini.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Senin, 08 November 2010

Kelirumologi Vs Tauhidologi

… Kelirumologi Vs Tauhidologi …
Jenazah Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi mengenakan batik kuning dan bersujud di atas sajadahnya di dalam kamar. Mbah Maridjan orang asli kaki Merapi, Lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, 83 tahun lalu. Mbah Maridjan ditunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai juru kunci Gunung Merapi sejak 1982.
Itulah paragraf pembuka artikel yang ditulis oleh Bpk. Jaya Suprana dalam kolom kelirumologi di harian Seputar Indonesia 7 Nov 2010. Beliau kemudian melanjutkan dengan analisis positif dan negativ kematian Mbah Maridjan dilihat dari kacamata logika dan budaya, khususnya Jawa.
Karena terletak di paragraph awal, maka kesan Khusnul Khotimah atau akhir hidup yang baik sangat kental terasa. Tulisan tersebut sebenarnya melengkapi tulisan sejenis dibeberapa media, diskusi-diskusi didunia maya, bahkan hingga talkshow di stasiun televisi.
Hakikatnya, hanya Allah yang tahu apakah seseorang itu mengakhiri hidupnya dengan akhir yang baik atau sebaliknya. Namun tentu saja kita diberikan tanda-tanda untuk mengidentifikasinya.
Akhir hidup yang baik adalah buah dari usaha panjang. Maka salah satu indikator penting keadaan seseorang saat ajal menjelang adalah bagaimana ybs menjalani hidup. Apakah selama hidupnya sejalan dengan nilai-nilai tauhid atau bahkan berseberangan.  Apakah orang tersebut memurnikan keimanannya hanya kepada Allah ataukah ia menyandarkannya kepada sesuatu selain Allah.
Maka demi Allah, orang-orang yang percaya pada benda yang dapat mendatangkan kekuatan, seperti keris, batu dll dan melakoni ritual-ritual yang tidak ada dalam syariat agama, tidak akan pernah mendapatkan khusnul khotimah. Dan mereka yang sepanjang hidupnya berusaha memurnikan keimanan, menjalankan perintah agama, insyaAllah berpeluang untuk mengakhiri catatan hidupnya dengan manis.
Berbeda dengan Jaya Suprana yang pada akhir tulisannya mengatakan tidak ingin melibatkan diri ke dalam kemelut polemik mengenai Mbah Marijan, saya justru ingin menegaskan, “bukanlah terlalu masalah apa yang menimpa selama tauhid kita benar, dan bukankah seorang Muslim itu jika ditimpa musibah maka ia mengatakan, sesungguhnya kami ini milik Allah dan akan kembali kepadaNya”
Semoga bencana-bencana yang datang semakin memurnikan keimanan kita kepada Allah, memyatukan bangsa ini untuk saling tolong menolong dan menyadarkan kita semua untuk terus menerus memperbaiki diri sebagai bekal untuk kehidupan yang abadi.
… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Rabu, 20 Oktober 2010

Strategi Dakwah

… Strategi Dakwah …

Pak Kiai menatap santri-santrinya satu persatu, kini ia hendak melepas mereka ke dunia nyata. Dimana seluk beluk dakwah akan mereka rasakan. Pelajaran apakah yang harus diberikannya hari ini.  Ia kemudian teringat sesuatu
Maka inilah cara Kiai memberi bekal.

“ Pak Ustadz, kami mau berkorban, dan keluarga kami jumlahnya 8, gimana Pak ustadz, boleh nggak kami berkorban seekor sapi lebaran haji nanti…?
Seseorang yang dipanggil Ustadz kemudian menjawa, “ Yo nggak boleh toh pak, syariatnya itu 1 ekor sapi untuk 7 orang…”
“ Terus piye pak ustadz..??”
“ ya kalau mau korban, harus mengikuti sunnahnya Pak, nggak boleh sembarangan…”
“ Ya uwis Pak Ustadz, kalau begitu saya sekeluarga nggak jadi korban. Masa 1 anak saya nggak bisa didaftarin…. dah nggak jadi …!”

Maka hilanglah satu amalan baik. Mutung. Tutur Pak Kiai.

Karena merasa tidak puas, petani yang hendak berkorban itu kemudian mencari Ustadz lain, istilah kerennya second opinion.
“ Pak Ustadz, kami mau berkorban, dan keluarga kami jumlahnya 8, gimana Pak ustadz, boleh nggak kami berkorban seekor sapi lebaran haji nanti…? kata Ustadz yang disono nggak boleh berkorban 1 ekor sapi untuk 8 orang…., masa mau korban kok nggak boleh…” sambil sungut-sungut Pak petani memulai pertanyaan.
Yang ditanya tidak hilang akal, “ 1 ekor sapi untuk seluruh anggota keluarga, untuk 8 orang pak…?
“ Ya, 8 orang “ jawab petani tegas
“ Ya boleh toh pak, masa mau berbuat baik kok nggak boleh. Boleh Pak…”
“ Terus…?” lanjut petani tidak sabar…
“ Hanya saja anak sampeyan yang terakhir kan masih kecil, bahaya kalau naik sapi. Lebih baik naik kambing saja. Jadi yang 7 orang korban sapi dan sibungsu dikasih kambing, jadi pas kan…?”
“ Jadi saya tambah 1 kambing lagi…?”
“ Iya toh Pak, supaya afdhol, supaya aman, supaya banyak pahalanya “
“ Iya Pak Ustadz saya korban 1 ekor sapi dan 1 ekor kambing untuk 8 orang “

“ Maka, cobalah bersikap bijak, kebenaranpun harus memiliki strategi untuk bisa diterima.” Pak Kiai menutup pelajaran.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Selasa, 19 Oktober 2010

Mencintai Amal

… Mencintai Amal …

Kita sering sekali memberikan kepada orang lain sesuatu yang sudah kurang atau tidak lagi bermanfaat bagi diri kita. Misalnya ketika akan memberikan sumbangan maka kita cenderung memberikan pecahan terkecil atau yang kurang berarti bagi diri kita. Atau ketika akan memberikan bantuan maka yang kita keluarkan adalah barang-barang yang sudah tidak atau kurang layak pakai. Sudah ketinggalan mode.

Benar, bahwa Allah Maha Tahu segala niat yang timbul dari dalam hati kita, bahwa bersedekah itu sesuai dengan kemampuan, namun tidakkah kita ingin mencapai kebajikan…?? tidakkah kita ingin mencintai amalan…??


Allah swt mensyaratkan kita untuk menafkahkan harta yang dicintai jika ingin mencapai kebajikan yang sempurna.

“ … Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah maha Kaya lagi Maha terpuji” (QS:2:267).

Bapak/Ibu
Nafkahkanlah sesuatu yang kita cintai, sesuatu yang kita perlukan, agar kita mencapai kebajikan yang sempurna, semoga Allah menambah keberkahan pada harta yang tersisa dan mengganti dengan yang lebih baik..

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Yang Maha Sempurna

… Yang Maha Sempurna …

Tidak ada ledakan yang menghasilkan keteraturan. Sebaliknya sebuah ledakan akan menghancurkan keteraturan yang sudah ada. Bahkan mungkin membahayakan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Jika anda memperhatikan bom-bom  yang dijatuhkan di sebuah kota maka anda akan menyaksikan bahwa bom tersebut akan menghancurkan apapun yang berada disekitarnya.
Adalah diluar jangkauan akal fikiran manusia jika muncul apartemen yang sangat indah jika sebuah bom dijatuhkan disebuah kota, adalah mustahil jika muncul istanan pasir dari sebuah granat diledakan di pesisir pantai.

Kekuatan ledakan big bang lebih dahsyat dari milyaran bom atom yang pernah dibuat oleh manusia. Namun ternyata ledakan big bang ini mampu menghasilkan keteraturan  yang sangat sempurna, sangat detil. Inilah bumi tempat tinggal kita,  dirancang sebagai tempat tinggal manusia dan mahluk hidup lainnya dengan segala persyaratan hidupnya.  

Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan asal usul alam semesta ini. Lalu apakah kita akan mengatakan bahwa dari ledakan bear atau big bang ini kemudian secara tidak sengaja muncul bumi dan alam semesata dengan segala ketaraturannya…?? apakah kita akan mengatakan bahwa alamlah yang berkehendak demikian tanpa ada yang mengatur..???
Tidak…tidak, itu sangat tidak masuk akal. Sama persis seperti munculnya apartemen dari sebuah bom yang dijatuhkan di sebuah kota. Sangat tidak mungkin seperti munculnya istana pasir dari ledakan granat dipantai.

Dialah Allah Yang Maha Sempurna, yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Hanya itulah penjelasan logis bagaimana bumi dan alam semesta ini ada.

… Hanya Allah Yang Maha Besar …

Diceritakan untuk anda dari karya Harun Yahya: Pesona di Angkasa Raya.

Absen

… Absen …

Saudaraku, aku hendak berprasangka baik padamu..
Kenapa tidak kulihat dirimu di shaf sholat shubuh pagi ini… ada apakah gerangan…?. Tidak biasanya engkau meninggalkan jamaah shubuh. Shubuhan dimana dirimu pagi ini?

Kuharap engkau tidak lupa bahwa Rasul saw pernah berpesan pada kita bahwa, “sholat yang paling berat untuk kaum munafik adalah sholat Isya dan Shubuh (berjamaah).” Mereka enggan memenuhi panggilan kemenangan di pagi hari, mereka enggan keluar rumah, terlalu asyik dengan kasur dan selimut.
Kuharap masih lekat tercatat dalam ingatanmu bahwa Rasul saw pernah berkata, “ Sekiranya ummatku tahu apa yan terkandung dalam sholat shubuh berjamaah, niscaya mereka akan mendatanginya meski dalam keadaan merangkak.”

Saudaraku,
Kuharap engkau juga tidak sedang sakit, kuharap engkau selalu dalam keadaan sehat, dan semoga Allah selalu memberikan kesempatan dan kesehatan bagimu.

Saudaraku,
Ini saja curahan perasaan ku pagi, kuharap dapat kutemukan engkau esok pagi dishaf sholat shubuh... Menghadap Allah  diantara kesegaran udara pagi, ketika yang lain masih terlelap. Mengharap Ridho Allah di awal hari, semoga rahmat dan keberkahan Allah menaungi kita hari ini..

 ... Hanya Allah Yang Maha Benar ...

Pondasi dan Cat Rumah

… Pondasi dan Cat Rumah …

Meskipun tidak selalu identik dengan kegagalan, perceraian dalam sebuah pernikahan selalu menyisakan duka yang mendalam. Terlebih bagi anak-anak yang masih memerlukan bimbingan. Itulah sebabnya perceraian itu dihalalkan meskipun tidak disukai.

Setelah lebih dari 7 tahun berprofesi sebagai konsultan pernikahan dan mengamati kasus-kasus yang terjadi, salah satu kesimpulan yang saya dapatkan adalah bahwa Prilaku kita sebelum menikah sangat menentukan langgeng tidaknya sebuah pernikahan. Setiap orang menginginkan pasangan yang baik, yang setia dan lain sebagainya. Namun sayangnya harapan ini tidak disertai dengan usaha yang maksimal untuk memperbaiki diri, menambah ilmu dan beramal. Sementara sudah menjadi hukum alam (baca: sunatullah) bahwa seseorang akan mendapatkan yang sesuai dengan dirinya. Jika ia baik, maka akan mendapatkan pasangan yang baik pula, demikian juga sebaliknya.
Maka, jangan buru-buru marah dan menyalahkan pasangan, dia berbuat atau bersikap demikian bisa jadi karena kita juga berbuat dan bersikap serupa dengannya.

Kesimpulan lainnya adalah perkara pondasi dan cat rumah. Banyak orang mengira bahwa cinta adalah pondasi sebuah rumah tangga. Bagi saya cinta itu seperti cat rumah. Ditahun-tahun awal, ia begitu indah, cemerlang dan tampak mempesona. Tunggulah saat hujan dan panas datang. Apalagi kalau datang banjir. JIka cat itu tidak diperbaharui, maka ia akan kusam dengan sendirinya. Bahkan dinding yang dilindunginyapun akan mengelupas tanpa bekas.
Seperti itulah cinta sepasang manusia. pertama cinta dapat tumbuh, lalu mempesona dan seiring dengan berjalannya waktu dapat menjadi kusam membosankan.
Pondasi adalah bagian terpenting dari sebuah rumah. Niat yang benar dan terhujam dengan kuat bagaikan pondasi yang saya maksud. Niat untuk melangsungkan pernikahan, menjaganya hingga akhir hayat bagaikan pondasi yang menjaga rumah untuk terus tegak berdiri. Maka mari kita bicara mengenai warna rumah setelah kita memastikan bahwa pondasi kita sudah dibangun dengan benar dan kuat.

Satu fakta menarik berikutnya adalah bahwa biaya yang dikeluarkan seseorang selama sebelum pernikahan (include biaya resepsi) berbanding terbalik dengan usia pernikahan. Semakin besar seseorang mengeluarkan biaya (baca: resepsi) maka semakin pendek usia pernikahan. Thesis ini dibangun atas dasar; ketika sesorang mengeluarkan biaya resepsi pernikahan, sebenarnya dirinya tengah membangun sebuah harapan/ekspektasi. semakin besar biaya, semakin besar pengharapan, semakin besar ia membangun kebanggaan itu.
Begitu besarnya hingga lupa bahwa tidak ada manusia yang sempurna bahkan juga dirinya. Lupa bahwa manusia bisa menjadi tua, bisnis dan usaha bisa hilang seketika. Ia lupa bahwa menikah adalah sebuah permulaan bukan tujuan akhir.
Maka, sederhana adalah pilihan bijak. Sederhana itu sesuai dengan kebutuhan. sewajarnya. Tidak berlebih-lebihan.

Saya mendoakan pernikahan saya dan Bapak/Ibu semuanya dirahmati Allah, hingga melahirkan generasi harapan.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Nggak Tau, Pak Kiai

… “Nggak Tau, Pak Kiai” …

Setelah mengucapkan salam dan doa pembukaan, Pak Kiai bertanya kepada jamaah yang hadir.
“Ada yang tahu presiden Amerika ke-16 …???”, Tanya Pak Kiai. Semua menggeleng. Bahkan sebagian besar diantaranya buta atau nggak tahu sudah sampai keberapa presiden Amerika. “Ada yang tahu, siapa perdana menteri Mozambik…??”. Semua tersenyum tidak tahu. Bahkan untuk tahu dimana letak mozambik saja masih bingung.
Sang kiai tersenyum penuh arti kepada para santri. Maka pelajaranpun dimulai.

“Tahukan Bapak dan Ibu, saya juga nggak tahu jawabannya. Bahkan lebih tepatnya saya nggak mau cari tahu…”
“ Kenapa…??, karena tidak ada gunanya bagi saya untuk tahu jawabannya atau tidak. Begitu juga  mungkin bagi penjenengan sedoyo “

“ Saudaraku, tahukah bahwa bertahun-tahun Anas Bin Malik hidup bersama keluarga Rasul saw dan tidak sekalipun beliau mendengar Rasul saw mengeluarkan kata-kata kasar kepada istrinya ?”
“ Tahukah anda bahwa Muhammad saw tidak menikah dengan wanita lain selama istri pertamanya hidup…?”
“ Tahukah Bapak dan Ibu bahwa menjawab orang bersin itu termasuk amalan wajib bagi setiap individu…?”
“ Tahukah anda semua bahwa sunnah shaft sholat itu harus rapat, kaki bertemu kaki dan bahu bertemu bahu jamaah satu dengan yang lain..?”

Hadirin terlihat serius. Kearah mana pelajaran Sang Kiai menuju?.

Bapk dan Ibu
Apa yang coba saya sampaikan kepada anda pagi ini ? Informasi di dunia ini tidak terhingga, sementara waktu, kesempatan dan kapasitas otak kita sangat terbatas. Maka pilihlah informasi yang dapat membawa anda mendapatkan safaat rasul saw kelak diakhirat, carilah informasi yang dapat membawa keberkahan hidup di dunia dan akhirat, pastikan informasi yang kita usahakan membawa manfaat.
Jangan sampai kita disibukkan dengan hal-hal yang remeh temeh sementara hal-hal yang penting terabaikan…
cepat, rubah orientasi informasi kita sebelum waktu hidup kita berakhir.

Hadirin mangguk-mangguk tanda setuju.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Selasa, 28 September 2010

Terikat Dengan Masjid

… Terikat Dengan Masjid …

Masjid ini tidak bisa dibilang kecil. Bahkan sedang ada renovasi dibeberapa bagian. Di dalamnya terdapat banyak hiasan. Kaligrafi yang tergambar didinding, ukiran arab pada mimbar hingga jam digital yang dapat mengeluarkan suara adzan jika waktu sholat masuk.

Saya mampir untuk sholat jum’at. Maka dengan hati sedih, saya ingin melukiskannya kepada anda:
Jamaahnya sedikit, yang sedikit itu saling berjauhan, berpencar dan enggan berdekatan. Dari yang sedikit itu hanya ada satu dua pemuda. Jamaah, muadzin, bilal dan imam semuanya sudah sepuh.
Dimanakah engkau wahai pemuda, mungkin masih sibuk dipasar-pasar, dijalan-jalan, atau mungkin masih sedang asyik berkumpul diperempatan.

Saat khutbah dibacakan, sulit mencari mereka yang matanya masih terbuka. Sebagian besar terangguk-angguk menahan kantuk. Sebahagian lagi  tampak bersandar sambil terpejam berada di alam yang lain. Ketika iqomat dikumandangkan, begitu banyak ruang tersisa antara satu jamaah dengan yang lain. Tersekat-sekat dalam garis-garis sajadah.

Brothers…
Masjid bukan hanya tempat ibadah. Ia menjadi simbol kondisi ummat ini. masjidlah yang pertama dibangu oleh Rasul saw saat beliau berhijrah dari mekkah ke Madinah. Dari sanalah kemudian Muhammad saw mengatur semua urusan ummat. Mengimami sholat, memutuskan perkara ummat hingga menetapkan langkah-langkah strategis kemajuan dakwah.
Makmurnya masjid terutama saat sholat berjamaah, menandakan bahwa pemeluknya disiplin menjalankan ibadah utama, mengutamakan Allah dari yang urusan yang lain. Mencerminkan ia tidak akan jauh-jauh melenceng dari tuntunan agama.
Apalah artinya bangunan bagus namun kosong dan kering..

Maka syarat utama jika Islam ini akan kembali memimpin adalah; jika kita, pemeluknya, gemar melangkahkan kaki ke masjid. Mendirikan sholat berjamaah dan memakmurkannya. Islam akan bangkit jika hati kita terikat erat dengan masjid.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Senin, 20 September 2010

Good Muslim Doesn't Smoke

… Good Muslim Doesn’t Smoke …

Mengetahui cara pandang seseorang tentang sesuatu menjadi semacam obsesi buat saya. Apalagi jika ia berasal dari latar belakang yang jauh berbeda. Maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan seperti ini, saat berdiri di depan lift menunggu giliran dan kemudian datang dua orang seumuran, bertampang arab, ikut menunggu pintu lift terbuka.

Melihat mereka bercelana  pendek selutut, kaos u can see. liburan…!! itu yang terlintas dalam benak saya.
“ On vacation pak…. ?” , saya menyapa.
“ What …?”
“ Vacation, holiday…??” saya mempertegas.
“ Ohh yes…!” jawabnya.
 Ting… Pintu lift terbuka.

Satu hal yang membuat saya tidak habis pikir, ketika masuk ke lift rokok ditangannya tidak juga dimatikan. Maka inilah ekspresi orang suebel
“ Where you come from Pak…?”
“Saudi Arabia…”.
Khas… , arabnya kuentel banget. Saya menagkap nada kebanggaan dalam intonasi  jawabannya barusan.
“ So you are muslim…!”,
“Yes…” jawabnya singkat.
“ You know pak, Muslim doesn’t smoke..” sambil tanganku menunjuk benda berapi diantara jari tengah dan telunjuknya.

“why pak, many people smoke here…”
logic. di sini mayoritas adalah muslim. Dan saya tidak menyangkal bahwa banyak muslim menjadi buntu fikirannya, kacau syaraf otaknya kalau tidak bertemu dengan benda ini sehari saja. Dan awas…. saya ingatkan…!!!, mereka bisa sangat sensitive dalam perkara ini.

“Yes, but good muslim doesn’t smoke…!!”
Pilihan kata-kata, intonasi dan pesan bahasa tubuh yang saya pilih seperti tombak besi tajam petani kelapa sawit yang sekuat tenaga dihujamkan kebuah sawit seberat 25 kg agar tidak lepas ketika akan dilontarkan ke truk-truk pengangkut.
Dan benar saja, itu semua membuat harga dirinya tersinggung….

“IS THAT A PROBLEM PAK …”
Saya melihat keduanya. Raut muka keduanya menunjukan rona merah tersinggung berat. 2 orang keturunan asli alumni perang badar, perang yang dicatat dalam sejarah 300 orang pejuang muslim melawan seribuan kaum kafir quraisy di awal-awal periode pertmbuhan Islam berhadapan dengan seorang keturnan jawa bernyali kecil, di dalam sebuah ruangan tidak lebih dari 1.5 x 1,5 meter. Situasi ini jelas sangat tidak menguntungkan.

Allah swt, Dialah yang Maha menolong..
Ting… pintu lift terbuka, angka 1 menyala dan saya harus keluar.
“ No Pak, not at all, the choice is yours “
“ Have a nice vacation ...“
Saya merasa enggan mengucapkan salam sebagai salam perpisahan.

Seorang rekan pernah menasehati, mas Ilham mestinya sadar, tidak semua orang dari Saudi Arabia sana keturunan Rasul saw, banyak juga diantara mereka yang jika ditarik garis keturunannya, mereka berasal dari abu jahal, abu lahab dan konco-konconya. Saya hanya mengangguk-angguk.

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Minggu, 19 September 2010

Selemah-Lemahnya Iman

… Selemah-lemahnya Iman …

Jika anda tidak mampu mencegah kemungkaran dengan kekuasaan, kekuatan anda maka cegahlah kemungkaran itu dengan lisanmu, jika tidak mampu juga maka cegahlah dengan hatimu. Maka ekspresi selemah-lemahnya iman seseorang adalah beritikad di dalam hatinya tidak menyetujui perbuatan mungkar dan berjanji untuk tidak ikut melakukannya.

Dalam kasus di bawah, maka selemah-lemahnya iman adalah: tidak mempercayai bulat-bulat apa yang diberitakan di TV-TV,  Tidak termakan opini public yang dibangun atas dasar kepentingan pemilik media dan berdoa agar saudara-saudara kita di FPI tetap komit dalam amar ma’ruh nahi munkar. Berdoa agar orang-orang Islam yang saat ini memegang posisi strategis kekuasaan tidak menukar agamanya dengan uang recehan.

Maka inilah ekspresi saya sebagai muslim  yang lemah imannya, yang tidak mampu memberikan bantuan kepada saudaranya saat sedang dizolimi, semoga informasi ini menyebar kesegenap penjuru, semoga saudara-saudara saya yang lain mampu melihat jernih persoalan dan semoga Allah memenangkan yang benar dan mengalahkan yang bathil…

… Hanya Allah Yang Maha Benar …

Kiriman dari seorang teman..
Klarifikasi FPI Bekasi Raya Atas Insiden HKBP
Kamis, 16 September 2010 | 12:07 WIB
Dua puluh tahun, umat Islam Bekasi telah menunjukkan KETINGGIAN SIKAP TOLERANSI dan KEBESARAN JIWA terhadap Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dengan membiarkan jemaatnya melakukan kebaktian setiap Ahad di rumah tinggal seorang warga perumahan Mustika Jaya - Ciketing - Bekasi.

Dua puluh tahun, umat Islam Bekasi tidak pernah keberatan, apalagi usil dan mengganggu ibadah Jemaat HKBP di tempat tersebut.

Dua puluh tahun, umat Islam Bekasi tetap tidak protes dengan adanya Jemaat HKBP yang datang dari luar perumahan, bahkan luar Bekasi, ke tempat tersebut.

Namun, setelah dua puluh tahun, seiring dengan makin banyaknya Jemaat HKBP yang datang ke tempat tersebut dari berbagai daerah, maka Jemaat HKBP  mulai tidak terkendali. Bahkan Jemaat HKBP mulai arogan, tidak ramah lingkungan, tidak menghargai warga sekitar yang mayoritas muslim, seenaknya menutup jalan perumahan untuk setiap kegiatan mereka, bertingkah bak penguasa, merusak tatanan kehidupan bertetangga, menciptakan berbagai problem sosial dan hukum. Puncaknya, HKBP ingin menjadikan rumah tinggal tersebut sebagai GEREJA LIAR.

Setelah dua puluh tahun, umat Islam Bekasi, khususnya warga perumahan Mustika Jaya - Ciketing, mulai gerah dan merasa terganggu dengan pola tingkah Jemaat HKBP yang semakin hari semakin arogan, bahkan nekat memanipulasi perizinan warga sekitar untuk GEREJA LIAR mereka.

Sekali pun kesal, kecewa dan marah, umat Islam Bekasi tetap patuh hukum dan taat undang-undang. GEREJA LIAR HKBP di Ciketing diprotes dan digugat melalui koridor hukum yang sah, sehingga akhirnya GEREJA LIAR tersebut disegel oleh Pemkot Bekasi. Tapi HKBP tetap ngotot dengan GEREJA LIAR nya, bahkan solusi yang diberikan Pemkot Bekasi untuk dipindahkan ke tempat lain secara sah dan legal pun ditolak.

HKBP menebar FITNAH bahwa umat Islam Bekasi melarang mereka beribadah dan mengganggu rumah ibadah mereka. Lalu secara demonstratif jemaat HKBP setiap Ahad keliling melakukan KONVOI RITUAL LIAR dengan berjalan kaki, dari GEREJA LIAR yang telah disegel ke lapangan terbuka dalam perumahan di depan batang hidung warga muslim Ciketing, dengan menyanyikan lagu-lagu gereja, tanpa mempedulikan perasaan dan kehormatan warga muslim disana.

Akhirnya, terjadi insiden bentrokan antara HKBP dengan warga muslim Ciketing pada Ahad 8 Agustus 2010, tiga hari sebelum Ramadhan 1431 H.
Dalam insiden tersebut, dua pendeta HKBP sempat mengeluarkan PISTOL dan menembakkannya.
Selanjutnya, tatkala umat Islam Bekasi masih dalam suasana Idul Fithri, pada Ahad 3 Syawwal 1431 H / 12 September 2010 M, Pendeta dan Jemaat HKBP kembali melakukan provokasi dengan menggelar KONVOI RITUAL LIAR sebagaimana yang dulu sering mereka lakukan. Kali ini terjadi insiden bentrokan antara 200 orang HKBP dengan 9 IKHWAN WARGA BEKASI yang berpapasan saat konvoi. Peristiwa tersebut DIDRAMATISIR oleh HKBP sebagai penghadangan dan penusukan pendeta.

Media pun memelintir berita peristiwa tersebut, sehingga terjadi PENYESATAN OPINI. Akhirnya, banyak anggota masyarakat menjadi KORBAN MEDIA, termasuk Presiden sekali pun.

Peristiwa Bekasi Ahad 3 Syawwal 1431 H / 12 Sept 2010 M, BUKAN perencanaan tapi insiden, BUKAN penghadangan tapi perkelahian, BUKAN penusukan tapi tertusuk, karena 9 warga Bekasi yang dituduh sebagai pelaku adalah IKHWAN yang sedang lewat berpapasan dengan KONVOI RITUAL LIAR yang dilakukan 200 HKBP bersama beberapa pendetanya di lingkungan perkampungan warga muslim Ciketing. Lalu terjadi perkelahian, saling pukul, saling serang, saling tusuk dan saling terluka.

Pendeta dan jemaat HKBP yang dirawat di Rumah Sakit dibesuk pejabat tinggi, mendapat perhatian khusus Presiden dan Menteri, namun siapa peduli dengan warga Bekasi yang juga terluka dan dirawat di Rumah Sakit ? Bahkan salah seorang dari 9 warga Bekasi tersebut, justru ditangkap saat sedang dirawat di sebuah Rumah Sakit akibat luka sabetan senjata tajam HKBP.

Mari gunakan LOGIKA SEHAT : Jika peristiwa tersebut PERENCANAAN, mana mungkin 9 ikhwan melakukannya secara terang-terangan dengan busana muslim dan identitas terbuka ! Jika peristiwa tersebut PENGHADANGAN, mana mungkin 9 orang menghadang 200 orang, apa tidak sebaliknya ?! Jika peristiwa tersebut PENUSUKAN, mana mungkin 9 ikhwan lebam-lebam, luka, patah tangan, bahkan ada yang tertusuk juga !

Soal PENON-AKTIFAN Ketua FPI Bekasi Raya oleh DPP-FPI bukan karena salah, tapi untuk melancarkan roda organisasi FPI Bekasi Raya yang teramat BERAT tantangannya, sekaligus meringankan beban tugas sang Ketua yang sedang menghadapi UJIAN BERAT dalam menghadapi tuduhan dan proses hukum. Jadi, putusan tersebut sudah tepat, dan merupakan langkah brillian dari DPP mau pun DPW FPI Bekasi.

Langkah tersebut bukan saja cerdas, tapi menjadi bukti TRADISI FPI yang berani, tegas dan bertanggung-jawab. Ketua FPI Bekasi Raya, baru disebut-sebut namanya saja oleh pihak kepolisian, sudah dengan gagah langsung serahkan diiri ke Polda Metro Jaya secara sukarela didampingi DPP-FPI untuk diperiksa. Dan siap menjalani proses hukum bila dinilai bertanggung-jawab dalam insiden Bekasi, walau pun beliau tidak ada di lokasi kejadian. Bandingkan dengan SIKAP PENGECUT Pemred Palyboy Erwin Arnada yang melarikan diri dari VONIS DUA TAHUN PENJARA yang sudah ditetapkan Mahkamah Agung sejak 29 Juli 2009. Bandingkan dengan sikap pengecut DEWAN PERS dan LSM KOMPRADOR yang berusaha melindungi dan membantu Sang TERORIS MORAL tersebut dari putusan tetap Mahkamah Agung.

Bagi segenap pengurus, anggota, aktivis, laskar dan simpatisan FPI dari Pusat hingga ke Daerah, bahwa Ketua FPI Bekasi Raya adalah PEJUANG bukan pecundang. Beliau TIDAK ADA DI LOKASI kejadian saat peristiwa. Beliau hanya kirim SMS AJAKAN kepada umat Islam untuk membela warga Ciketing beberapa hari sebelum peristiwa, tapi dituduh sebagai provokator, sedang Para Pendeta HKBP yang mengajak, membawa dan memimpin massa Kristen serta memprovokasi warga muslim dengan KONVOI RITUAL LIAR, tak satu pun diperiksa.

Kini yang menjadi pertanyaan adalah :
1.   Kenapa Para Pendeta HKBP yang jadi PROVOKATOR dan PENGACAU tidak diperiksa ?
2.   Kenapa kegiatan HKBP setiap Ahad di Ciketing yang menggelar KONVOI RITUAL LIAR keliling  perumahan warga muslim dengan lagu2 Gereja secara demonstratif dibiarkan ?
3.   Kenapa dua pendeta yang bawa PISTOL &  menembakannya ke warga pada insiden 8 Agustus 2010 tidak ditangkap ?
4.   Kenapa dua jemaat HKBP, Purba &  Sinaga, yang bawa PISAU saat insiden 12 September 2010 sudah ditangkap lalu  dilepas kembali ?
5.   Kenapa jemaat HKBP yang memukul dan  menusuk 9 ikhwan warga Bekasi tidak ditangkap ?
6.   Kenapa Presiden dan Para Menteri serta pejabat dan sederetan Tokoh Nasional memberikan simpatik kepada PENGACAU sambil menyalahkan warga muslim Bekasi ?
7.   Kenapa banyak pihak senang mengambil  kesimpulan dan keputusan hanya berdasarkan OPINI dan ISSUE media ?
8.   Kenapa di Indonesia yang merupakan negeri mayoritas muslim terbesar di dunia, justru yang terjadi adalah MAYORITAS TERTINDAS OLEH TIRANI MINORITAS ?
9.   Kenapa MINORITAS di Indonesia terlalu dimanjakan, sehingga mereka jadi tidak tahu diri, bahkan menjadi angkuh dan sok jago ?
10.Kenapa ketika terjadi insiden kecil terhadap SEORANG PENDETA semua teriak  nyaring, tapi ketika RIBUAN umat Islam dibantai di Ambon, Sampit dan Poso teriakan macam itu tak terdengar ? Bahkan saat sebuah Masjid dibakar di Medan belum lama ini tidak ada satupun media nasional meliputnya, kemana suara yang selalu mengatasnamakan kebebasan beragama dan beribadah ?

Laa ilaaha illallaah, Muhammadur Rasuulullaah. Jawablah semua pertanyaan tersebut dengan jiwa bersih dan akal sehat serta argumentasi Syariat.

Oleh sebab itu, Keadilan harus ditegakkan ! Hukum tidak pilih kasih ! Jika 9 Ikhwan warga Bekasi sudah ditahan karena dituduh terlibat langsung dalam perkelahian tersebut, dan Ketua FPI Bekasi Raya pun sudah ditahan karena dituduh terlibat secara tidak langsung, maka mereka yang terlibat langsung mau pun tidak langsung dari kelompok HKBP harus ditahan juga !
Karenanya, segenap pengacara Bantuan Hukum Front (BHF) dari DPP-FPI dan Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) akan tetap dan terus berjuang melakukan pembelaan hukum terhadap Ketua FPI Bekasi Raya dan seluruh warga Bekasi yang ditahan akibat peristiwa tersebut. Tekad Bulat BHF dan KUIB adalah membuktikan bahwa mereka TIDAK BERSALAH, karena mereka hanya KORBAN AROGANSI HKBP dan OPINI SESAT MEDIA MASSA. Bahkan BHF dan KUIB akan tetap dan terus berjuang membela hak-hak warga Ciketing yang selama ini dirampas dan dirusak oleh HKBP.

Bekasi kota religi. Bekasi kota Islami. Siapa ingin kotori atau kacaukan Bekasi silakan keluar dari Bekasi !

Sebar luaskan berita ini agar umat Islam tidak menjadi KORBAN MEDIA !

Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil, Ni'mal Maulaa wa Ni'man Nashiir.
Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar !

fpi.or.id/adie

Sumber : fpi.or.id

Selasa, 31 Agustus 2010

Tuhan Sembilan Centi

Jika sedang melihat file-file lama, materi di bawah ini adalah salah satu favorit saya.
Mengikuti Safari Ramadhan seperti dejavu.

Hampir semua laki-laki di masjid ini berlomba-lomba.
Berlomba mengepulkan asap putih kecoklatan.
Asap-asap racun itu berlomba-lomba masuk ke hidung siapa saja,
tidak peduli apakah ia merokok atau tidak.
Masuk keparu-paru dan meninggalkan racun yang enggan untuk keluar.
Yang kurang beruntung, melayang ke atas mengotori rumah Allah seperti kawanan tawon menyerang musuh.

Lelaki bersarung, berkopiah hitam
Bersorban dan berpeci putih
Semua sama, masuk dalam kategori ahli hisap.
Sesekali mereka tertawa mendengar lelucon dari sang ustadz
Sambil memamerkan gigi-gigi kuning kecoklatan karena racun nikotin.

Sang ustadz tersenyum melihat ceramahnya didengar orang
Sejurus kemudian, ia menyalakan korek dan menghisap rokok.

Saya tidak tahan ingin keluar.
Namun mencoba bertahan
Dan berjanji, besok…! materi ini harus sampai lagi ke-email anda.

... Tuhan Sembilan Centi ...
Oleh: Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur
ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan
AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al
hawwa'i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang
rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia
mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.